A.
Definisi Sequenced Model
Dalam buku “How To Integrate The Curricula” karya Robin Fogarty, The
Sequenced Model (Model Terurut) di ibaratkan seperti kacamata, maksudnya melihat
kurikulum menggunakan kaca-mata, lensa terbagi dalam dua bagian, namun
terhubung oleh sebuah bingkai atau frame. Topik atau mata pelajaran terpisah,
namun dapat dihubungkan dengan sebuah bingkai konsep yang menaungi topik atau
mata pelajaran tersebut.
The Sequenced Model (Model Terurut) adalah beberapa topik dari suatu
mata pelajaran diorganisasikan kembali dan diurutkan agar dapat bertepatan atau
serupa. Demikian pula dalam pengajaran, guru mata pelajaran mengajar pada
pelajaran yang berbeda secara berurutan. Pembelajaran terpadu model sequenced
(terurut) ini materi pelajarannya dipadukan dengan antardisiplin ilmu yang
berbeda.Dengan pembelajaran terpadu model urutan (sequenced) guru bidang studi
dapat menyusun kembali urutan dari topik mereka sehingga kedua mata pelajaran
itu dapat dipikirkan secara paralel, dimana urutan topik harus harus disusun
terlebih dahulu. Topik pembelajaran yang ada dapat dipilih dan diurutkan mana
yang harus didahulukan dari topik yang lainnya. Intinya salah satu topik membawa
yang lain dan sebaliknya (Fogarty 1991 : 34).
Hamalik
(2008:48), menyatakan bahwa Sequenced Model adalah susunan atau urutan
pengelompokan kegiatan atau langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan
kurikulum dengan lebih mengacu pada ”kapan” dan ”di mana” pokok-pokok bahasan
tersebut ditempatkan dan dilaksanakan.
John Adams pernah berkata “The textbook is not moral contract that
teachers are obliged to teach – teachers are obliged to teach childrens”.
Kurang lebih artinya ialah ”buku teks tersebut bukan kontrak moral yang guru
berkewajiban untuk mengajar melainkan guru wajib untuk mengajar anak-anak.
Maksudnya ialah dalam menyampaikan pelajaran, seorang guru tidak harus terurut
seperti yang ada dibuku, tetapi guru dapat menyusun ulang sehingga murid akan
lebih memahami karena bersinggungan dengan pelajaran yang lain diwaktu yang
bersamaan. Namun sayangnya, guru lebih senang untuk mengikuti pola dan
atau tata letak teks yang telah ada di buku, mulai dari halaman pertama hingga
halaman terakhir tanpa mau menyusun ulang. Meskipun pada suatu kasus atau
pelajaran tertentu, mengikuti alur pada buku akan lebih baik, namun pada kasus
yang lain bisa jadi itu kurang baik, sehingga guru harus kreatif untuk menyusun
ulang.
Donald E. Orlosky dan B. Othanel Smith (Oliva, 1992) mengemukakan bahwa
terdapat tiga konsep sequence yaitu menurut kebutuhan, makro, dan mikro.
Dalam proses sequence, pengembang kurikulum harus bisa memperhatikan
tingkat kedewasaan, latar belakang pengalaman, tingkat kematangan dan
ketertarikan atau minat siswa, serta tingkat kegunaan dan kesukaran materi
pelajaran
Ciri-Cirimodel sequenced
a. Berpusat pada anak. Siswa lebih mudah mendapatkan pemahaman konsep yang
sama walaupun dalam mata pelajaran yang berbeda.
b. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
c. Guru bidang studi melakukan kerjasama dengan
partner untuk mengurutkan isi konsep-konsep
yang sama, yang akan diajarkan pada siswa
B.
Langkah-langkah penggunaan Sequence Model
Model sequenced ini berguna pada tahap awal proses integrasi yang
mengunakan dua bidang disiplin yang mudah dikaitkan dengan yang lainnya, guru
harus bekerja dengan seorang partner, mulai membuat daftar isi kurikuler secara
terpisah, kemudian tim ini mencoba untuk mengurutkan isi yang terpisah tersebut
sehingga keduanya dapat cocok.
Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Mereka mencoba menyamakan isi kurikulum yang berbeda guna membuat pemahaman yang lebih baik bagi siswa yang belajar dari keduanya (mata pelajaran). Jadi dapat disimpulkan bahwa model Sequenced ini dapat digunakan saat terdapat konsep – konsep yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
Implementasi
di SD-SD, maka guru dapat melakukan langkah-langkah:
1.
Menganalisa isi kurikulum
2.
Memilih dua mata pelajaran yang sejenis
3.
Mengurutkan kembali urutan perubahan masing-masing dengan periode waktu yang sejajar.
C.
Kelebihan SequencedModel
Suatu model diciptakan atau dirancang pasti memiliki kelebihan atau
manfaat. Menurut Fogarty (1991; 35) manfaat dari model urutan (sequenced model)
adalah :
Bagi Guru :
· Dengan mengatur urutan topik,bab,dan unit,guru dapat membuat prioritas
kurikuler,tidak sekedar mengikuti urutan yang sudah dibuat dalam buku teks.
· Dengan pembelajaran model sequenced ini guru dapat membuat keputusan
penting tentang konten dari sudut pandang yang disengaja terkait dengan topik
disiplin membantu mereka memahami study mereka dikedua bidang konten.
Bagi siswa:
· Murid-murid melihat guru dimata pelajaran yang berbeda, isi mata pelajaran
yang berbeda, dalam waktu yang berbeda guru membuat poin (topik, bab, &
unit) maka siswa dapat memperkuat pengetahuannya dan mendapat pembelajaran yang
lebih bermakna.
· Selain itu dari pengurutan yang disengaja mengenai topik-topik yang terkait
dari disiplin-disiplin ilmu membantu mereka membuat pemahaman. Dengan
diintergasikan model sequenced membantu transfer belajar siswa.
D.
Kekurangan SequencedModel
Selain
mempunyai keuntungan atau kelebihan, model sequenced, juga mempunyai kekurangan.
Beberapa kekurangan model sequenced antara lain sebagai berikut :
· Dibutuhkannya kompromi dari beberapa guru mata pelajaran yang berbeda untuk membentuk
model. Tidak mudah tentunya, mengkolaborasikan urutan pokok bahasan dari masing – masing guru. Terlebih lagi waktu yang
diberikan pada setiap mata pelajaran tidaklah sama. Dengan demikian,
setiap pokok bahasan pada pelajara yang berbeda, tidak akan selesai pada waktu yang relative bersamaan.
· Guru-guru harus memiliki otonomi dalam membuatu rutan kurikulum.
Otonomi adalah
kewenangan atau kemandirian, yaitu kemandirian dalam mengatur dan mengurus dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Selama ini, kurikulum telah dibuat pada tingkat sekolah, dan tidak pada tingkat pengajar. Meskipun setiap guru diberi hak otonomi untuk menyusun urutan kurikulum,
belum tentu mereka dapat membuatnya dengan
professional dan kreatif.
· Untuk membuat urutan sesuai dengan apa yang terjadi terakhir membutuhkan kolaborasi dan fleksibilitas dari semua orang yang terlibat. Tentu ini tidaklah mudah.
E. Diagram peta Sequenced Model
DAFTAR REFERENSI
Fogarty, Robin,How To Integrate The Curricula. Illinois:
IRI/Skylight Publishing, Inc,1991.
Trianto. 2010. “Model
Pembelajaran Terpadu”. Jakarta : Bumi Aksara
Trianto. 2011. “Desain
Pengembangan Pembelajaran Tematik”. Jakarta : Kencana
Postingnya sangat menarik (y), bisa menambah pengatahuan aing. Aing minta ijin copas ya Karina :)
BalasHapusTerima kasih kakak. iya silahkan, asalkan bermanfaat untuk orang banyak ^_^
Hapusgood posting :)
BalasHapusterima kasih, jangan bosan mampir ke sini ya ^_^
Hapuskembangkan ilmu tidak terus dari satu titik saja...
BalasHapusgood ^_^
siap, semangat buat kita semua.
Hapusterima kasih ^_^
artikelnya bagus, sangat bermanfaat.
BalasHapusthanks gan sudah share
BalasHapuselemen solder
thanks buk guru udh ngebantu tugas kuliah saya
BalasHapus