Perbedaan Musim Kemarau dan Musim Hujan
Musim
kemarau atau musim kering adalah musim
di daerah tropis
yang dipengaruhi oleh sistem muson.
Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April
sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang
bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua Asia yang
bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga
Indonesia mengalami musim kemarau. Untuk dapat
disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm
per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut.
Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut,
Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini.
Ciri-ciri musim kemarau yaitu
sinar matahari mulai banyak terlihat
dan bersinar sangat terik karena sinar matahari tidak dihalangi oleh awan atau
mendung, suhu udara naik, kelembaban udara
absolute (Ah) naik atau tinggi, kelembaban udara relatip (Rh) turun/rendah,
hujan semakin jarang terjadi, sumber air tanah melimpah sedang air permukaan
menurun akhirnya tanah menjadi kering, debu-debu beterbangan, suhu pada siang hari terasa panas.
Musim Kemarau panjang adalah Musim Kemarau yang sangat panas dengan jangka
waktu yang panjang. Pemicu musim kemarau yang panjang
disebut gejala ENSO. Gejala ini dikenal dapat memperpanjang durasi musim kemarau
sehingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan.
Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan april hingga oktober.
Hujan
adalah peristiwa turunnya butir-butir air dari langit ke permukaan bumi. Hujan
juga merupakan siklus air di bumi. Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah
hujan di suatu wilayah dibandingkan
biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di
wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan
dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan
berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi
kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Saat masa pancaroba, masa peralihan atau pergantian musim baik
dari musim penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya, biasanya ditandai dengan
suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan cuaca bisa terjadi secara mendadak,
saat pagi hari cerah namun menjelang siang tiba-tiba turun hujan. Angin pun
bertiup kencang.
Saat masa pancaroba dengan mudah dapat ditemukan perubahan kondisi
cuaca yang ekstrim dalam waktu singkat. Ambil contoh saat pagi hari, langit
terlihat cerah namun menjelang siang hari tiba-tiba turun hujan. Suhu
lingkungan pada saat siang dan malam hari akan berbeda secara signifikan.
Berdasarkan data perbedaan suhu antara siang dan malam hari bisa mencapai 5-10oC,
bahkan mungkin lebih. Kelembaban udara juga mengalami perbedaan yang
signifikan. Ditambah lagi, angin akan bertiup lebih kencang dengan arah yang
tidak beraturan.
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim
kemarau (musim kering) dan sangat
dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah
peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan
suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi
pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober
sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson
Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia
yeng bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga
di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan. Alat yang digunakan
untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.
Proses
terjadinya dan turunnya hujan dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Mula - mula sinar matahari menyinari bumi, energi sinar matahari ini mengakibatkan terjadinya evaporasi atau penguapan di lautan, samudra, sungai, danau, dan sumber - sumber air lainnya.
- Uap - uap air yang naik ini pada ketinggian tertentu akan mengalami kondensasi. Peristiwa kondensasi ini diakibatkan oleh suhu sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun uap air.
- Uap - uap air ini kemudian akan membentuk awan. Kemudian, angin (yang terjadi karena perbedaan tekanan udara) akan membawa butir - butir air ini.
- Butir - butir air ini menggabungkan diri (proses ini dinamakan koalensi) dan semakin membesar akibat turbelensi udara, butir - butir air ini akan tertarik oleh gaya gravitasi bumi sehingga akan jatuh ke permukaan bumi.
- Saat
jatuh ke permukaan bumi, butir - butir air akan melewati lapisan yang lebih
hangat di di bawahnya sehingga butir - butir air sebagian kecil menguap lagi ke
atas dan sebagian lainnya jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
Inilah yang dinamakan hujan.
Sedang untuk siklus air
- Hujan ( butir - butir air yang jatuh ) ke permukaan bumi sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan sebagian lagi akan mengalir menuju ke sungai dan akhirnya ke laut.
- Air yang diserap oleh tumbuhan akan membentuk sungai bawah tanah yang pada akhirnya akan keluar ke permukaan bumi sebagai mata air.
- Air dari lautan, samudra, sungai, danau dan sumber air lainnya akan mengalami proses evaporasi setelah disinari sinar matahari dan terjadilah siklus air.
Beradasarkan proses pembentukannya hujan dibagi atas 6 jenis yaitu:
1.
Hujan Siklonal
Hujan siklonal terjadi karena
pengaruh angin siklon. Angin siklon adalah angin yang berputar menuju ke titik
pusat. Sedangkan angin yang berputar keluar dari titik pusat disebut angin anti
siklon. Hujan yang terjadi karena pengaruh angin yang berputar (siklon) yang
sangat berbahaya, karena sering menimbulkan bencana yang berupa tornado dan
siklon tropis “Hurricane”.
2. Hujan Zenithal
Hujan zenithal adalah hujan yang
terjadi di daerah tropis, disebut juga hujan naik ekuatorial, biasa terjadi
pada waktu sore hari setelah terjadi pemanasan maksimal antara pukul
14.00–15.00.
Di daerah tropis selama setahun
mengalami dua kali hujan zenithal, sedangkan daerah lintang 23½° LU/LS
mengalami satu kali hujan zenithal. Di daerah tropis, daerah lintang 10° LU–10°
LS, hujan ini terjadi bersamaan waktunya dengan kedudukan matahari pada titik
zenitnya, atau beberapa waktu sesudahnya.
3. Hujan Orografis
Hujan Orografis merupakan hujan
yang terjadi karena angina yang mengandung uap air yang bergerak horizontal.
Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga
terjadi kondensasi. Hasil kondensasi tersebut berupa hujan disekitar
pegunungan.
4. Hujan Frontal
Hujan Frontal adalah hujan yang
terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas.
Tempat pertemuan antara kedua massa tersebut disebut bidang front. Karena lebih
berat massa udara dingin yang berada dibawah massa udara panas, maka terjadilah
hujan lebat disekitar bidang front tersebut sehingga hujan tersebut disebut
sebagai hujan frontal.
5. Hujan Muson
Hujan muson atau lebih dikenal sebagai hujan
musiman, merupakan hujan yang terjadi oleh pengaruh angin musim (angina muson).
Angin muson terbentuk oleh pengaruh pergerakan udara oleh pergerakan semu
tahunan matahari diantara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Hujan
muson ini lebih dikenal di Indonesia dimana terjadi pada bulan Oktober dan
April.
6. Hujan Buatan
Hujan Buatan
merupakan bentuk usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara
alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika
yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (Collison dan Coalescense),
proses pembentukan es (ice nucleation). Untuk menerapkan usaha hujan
buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang
cukup,sehingga dapat terjadinya hujan yang sampai ke tanah.
Sedangkan berdasarkan ukuran dan bentuknya yang dihasilkan, hujan terdiri
atas:
1. Hujan Drizzle (Hujan Gerimis)
Di Indonesia lebih dikenal
sebagai gerimis, awal terjadinya hujan deras. Hujan Gerimis adalah hujan yang
menghasilkan butiran air yang berdiameter kurang dari 0,5 mm.
2. Hujan Deras (Rain)
Hujan Deras adalah hujan dengan
curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0oC dengan
diameter butiran airnya ± 7 mm.
3. Hujan Salju
Hujan Salju adalah hujan yang
terdiri dari Kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0oC.
4. Hujan Batu Es
Merupakan curahan batu es yang
turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0o C. Hujan
ini pernah terjadi di beberapa daerah Indonesia pada tahun 2012 lalu.
Adapun hujan berdasarkan
intensitas curahan, terdiri atas:
1. Hujan Sedang
Merupakan hujan
dengan intensitas curahan 20 – 50 mm/hari
2. Hujan Lebat
Merupakan hujan
dengan intensitas curahan 50 – 100 mm/hari
3. Hujan Sangat Lebat
Merupakan hujan dengan intensitas
curahan diatas 100 mm/hari
Pengaruh Musim Kemarau dan Musim Hujan Terhadap Kegiatan Manusia
Musim kemarau dan musim hujan memiliki
pengaruh tersendiri dalam kegiatan manusia baik positif maupun negatif. Begitu
juga dalam peralihan antara kedua musim tersebut memiliki dampak yang
berpengaruh dalam kehidupan. Berikut
beberapa pengaruh musim kemarau dan musim hujan.
A. Musim kemarau
Musim kemarau dapat berdampak signifikan terhadap
lingkungan, pertanian, kesehatan, dan juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Adapun dampak
positif dan negatifnya sebagai berikut :
- Dampak positif :
1.
Lebih mudah melakukan aktifitas. Ketika cuaca cerah orang akan lebih mudah
bepergian untuk melakukan aktifitas di luar rumah daripada saat musim hujan.
2.
Pakaian lebih cepat kering. Dengan adanya sinar
matahari pakaian akan lebih cepat kering karena mendapatkan sinar matahari
lebih banyak.
3.
Panas matahari dapat menguapkan
air laut. Air laut mengandung garam. Jika air laut diuapkan, akan terbentuk
garam. Proses pembentukan garam memerlukan sinar matahari atau suhu yang panas
untuk hasil lebih baik.
4.
Nelayan lebih mudah untuk melaut dan transportasi laut
kancar. Ketika cuaca cerah maka nelayan akan lebih mudah mencari ikan karena
tidak adanya hujan atau angin kencang dan transportasi laut juga tidak akan
terganggu.
5.
Dengan adanya musim kemarau bencana tanah longsor dan
banjir tidak akan sering terjadi karena tidak ada hujan yang begitu deras.
6.
Dapat digunakan sebagai PLTS. Dengan sinar matahari
yang lebih terik dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
- Dampak negatif :
1.
Pada daerah-daerah tertentu yang minim air akan
mengalami kekeringan. Jika musim kemarau yang berkepanjang pada daerah-daerah
tertentu air sungai akan mengering.
2.
Petani akan kesulitan untuk mengairi sawah. Musim
kemarau yang berkepanjangan dapat mengakibatkan beberapa petani kesulitan
mendapatkan air karena minimnya persediaan air.
3.
Jika temperatur udara tinggi akan lebih sering
berkeringat. Cuaca panas membuat orang lebih sering berkeringat dan akibatnya
akan menjadi cepat lelah.
4.
Karena panas yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
terjadinya kebakaran hutan pada hutan-hutan yang gundul.
5.
Musim kemarau yang terlalu panjang dapat mengakibatkan
petani gagal panen. Jika musim kemarau yang berkepanjangan petani akan susah
untuk mendapatkan air.
6.
Debu badai, ketika
kekeringan melanda wilayah dapat menyebabkan penggurunan dan erosi.
7.
Kerusakan habitat,
mempengaruhi baik satwa yang berada di daratan maupun perairan.
8.
Penyakit
dehidrasi, penyakit radang tenggorokan atau diare.
9.
Migrasi, sehingga
perpindahan pengungsi internal dan internasional.
10.
Mengurangi produksi
listrik karena aliran air berkurang melalui bendungan hidroelektrik.
11.
Kekurangan air untuk pengguna industri.
12.
Migrasi ular dan
peningkatan gigitan ular.
13.
Kerusuhan sosial
B.
Musim hujan
Musim hujan dapat berdampak signifikan terhadap
lingkungan, pertanian, kesehatan, dan juga berdampak pada ekonomi dan sosial. Adapun dampak
positif dan negatifnya sebagai berikut :
- Dampak positif :
1.
Cuaca menjadi lebih sejuk. Karena pada musim hujan
suhu biasanya lebih rendah dibandingkan musim kemarau sehingga cuaca akan
terasa lebih sejuk.
2.
Menyuburkan tanah akibatnya turun hujan. Dengan hujan
yang turun tanah dapat lebih subur dan tidak kering.
3.
Air berlimpah. Karena banyaknya air yang turun saat
hujan dan daerah yang sering kekeringan tidak mengalami kekeringan.
4.
Petani mulai menanam padi.
5.
Bagi daerah yang sering mengalami
kekeringan maka dengan adanya musim hujan yang lebih panjang persediaan air
menjadi lebih banyak dan masa tanam bagi kebun lebih panjang.
6.
Suplai air di daerah tangkapan air seperti waduk,
embung dan danau akan lebih banyak sebagai persediaan untuk pertanian dan air
minum di musim kemarau.
- Dampak negatif :
1.
Susah untuk melakukan aktifitas. Karena hujan yang
terus menerus orang akan susah untuk melakukan aktifitas di luar rumah.
2.
Hujan yang sangat deras dapat mengakibatkan banjir di
beberapa daerah rawan seperti kota-kota besar. Karena di kota-kota besar
umumnya tidak banyak pepohonan, sehingga tidak ada yang menyerap air hujan.
3.
Banjir yang terus menerus dapat menimbulkan berbagai
penyakit. Ketika banjir terjadi banyak rumah-rumah warga yang tergenang dan
banyak sampah yang menumpuk hal ini dapat menimbulkan berbagai penyakit.
4.
Berpotensi menyebabkan tanah longsor. Hujan yang terus
menurus yang sangat lebat dapat membuat tanah terkikis.
5.
Kecepatan angin tinggi berpotensi merusak. Pada saat
angin muson barat umumnya angin akan bertiup kencang dan akibatnya akan merusak
daerah sekitar.
6.
Gelombang laut menjadi tinggi sehingga mengganggu mata
pencaharian para nelayan dan transportasi laut. Jika gelombang laut makan
nelayan akan susah untuk melaut karena perahu akan susah dikendalikan.
7.
Hujan deras yang terus menerus dapat mengakibatkan
beberapa tanaman menjadi rusak. Hujan yang terus menerus juga tidak baik bagi
tanaman, pada saat hujan deras tanaman banyak yang rusak seperti tumbang.
Persiapan Yang Harus Dilakukan Manusia Saat Musim Kemarau dan Musim Hujan
Manusia harus melakukan persiapan baik disaat musim
kemarau maupun musim hujan. Persiapan itu bisa jadi meliputi cara berpakaian
dan makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi. Adapun persiapan tersebut
sebagai berikut.
A. Musim Kemarau
Pada saat musim kemarau manusia sebaiknya melakukan
hal-hal berikut :
- Perbanyak minum air putih atau jus buah dan jangan banyak minum air es.
- J Hindari terkena udara langsung, karena pada musim kemarau cenderung menjadikan lingkungan tidak sehat karena penuh dengan debu dan asap.
- J Pandailah memilih makanan dan minuman, baik secara kandungan nutrisi dan juga kebersihannya.
- J Pakailah pakaian dari bahan halus.
- J Payung dapat juga digunakan pada musim panas, payung melindungimu dari sinar matahari.
- J Topi digunakan di kepala, topi berguna untuk melindungi kepala agar tidak kepanasan.
- J Pakaian dari bahan katun membuatmu nyaman, bahan katun dapat menyerap keringat.
B. Musim Hujan
Pada saat musim hujan manusia sebaiknya melakukan hal-hal
berikut :
J Sedia payung sebelum
hujan.
J Tidak main hujan hujanan.
J Memakai baju tebal.
J Tidak bermain air agar tidak demam.
J Minum minuman yang hangat.
J Minumlah vitamin.
J Memakai selimut saat tidur agar tidak kedinginan.
J Makan makanan yang banyak mengandung nutrisi dan
disajikan secara hangat.
J Sedia jas hujan.
ilmu bisa dari sharing melalui media internet kunjungi blog ku..
BalasHapusthe-sagi.blogspot.com
^_^
siap, nanti aku kunjungi. makasih sudah berkunjung ^_^
Hapuskarena artikel ini manusia jadi bisa membedakan antara musim kemarau dan hujan. siiip
BalasHapusiya mbk, mksh ea uda berkunjung dan ngasih komen di blog ini
BalasHapusblognya bagus, informasinya juga bagus..
BalasHapusmakasih mbak..
keren banget sumpeh kak. lengkap bangett-^_^.
BalasHapusmakasih kak atas infonya ^_^
maksih mb infonya , siippppp
BalasHapusAnda ingin penyimpanan air yang kuat dengan kapasitas besar
BalasHapusmungkin
Tangki panel
adalah solusi tepat untuk anda