Minggu, 17 November 2013

Pembelajaran Tipe Jigsaw



A. Definisi Pembelajaran Tipe Jigsaw
Pengetian pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di Universitas John Hopkins.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997 dalam http://matamatika-ipa.com).
Model pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Jadi siswalah yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran bukan gurunya.
Teknik ini dapat digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

B.  Ciri-ciri pembelajaran tipe Jigsaw
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A.,  1994).
Model Pembelajaran tipe Jigsaw dideskripsikan sebagai strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok yang disebut “kelompok asal”. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kemudian siswa juga menyusun “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok asal” untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah “kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di “kelompok ahli” tadi.
Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang diberikan.
Pembelajaran kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai ciri sebagai berikut:
  1.  Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
  2. Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
  3. Terdapat kelompok asal dan kelompok ahli yang saling bekerjasama.
  4. Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok pun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda.
  5. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
  6. Materi akademik disajikan dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggungjawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkannya kepada anggota tim lain.
  7. Ketrampilan bekerja dan belajar secara kooperatif dipelajari langsung di kegiatan pada kedua jenis kelompok.
  8. Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah jigsaw akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika dan menumbuhkan sikap yang positif terhadap matematika sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan minat belajar siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif jigsaw siswa belajar bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini dapat mengembangkan potensi siwa secara oiptimal karena siswa mempunyai tanggungjawab penuh terhadap tugas yang diberikan oleh guru.

C.  Langka-langka dalam penerapan teknik Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
         I.     Tahap Pendahuluan
1.    Review, apersepsi, motivasi
2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
3.    Pembentukan kelompok.
4.    Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan siswa yang heterogen.
5.    Pembagian materi/soal pada setiap anggota kelompok.
      II.     Tahap Penguasaan
1. Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima.
2.    Guru memberikan bantuan sepenuhnya.
   III.     Tahap Penularan
1.    Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
2. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli  tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan denga sungguh-sungguh.
3.  Apabila tugas telah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil dari wacana / tugas yang telah dipahami kepada seluruh anggota kelompok asal.
4. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok asal.
5.   Bila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan, masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru memberikan klarifilkasi.
   IV.     Penutup

Menurut Slavin (dalam Syarifuddin, 2009) mengemukakan bahwa Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsa wsebagai berikut :
1.Membaca : murid memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi.
2. Diskusi kelompok ahli : murid dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut.
3.Diskusi kelompok : ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya.
4. Kuis: murid memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
5. Penghargaan kelompok : penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.



D.  Kelebihan dan Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1.    Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
a.    Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
b.    Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah
c.    Menerapkan bimbingan sesama teman
d.   Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
e.    Memperbaiki kehadiran
f.     Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
g.    Sikap apatis berkurang
h.    Pemahaman materi lebih mendalam
i.      Meningkatkan motivasi belajar
j.      Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
k.    Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompok
l.      Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan kelompok lain
m.  Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.

2.    Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut.
a.  Keadaan kondisi kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran kooperatif tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
b. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
c.   Siswa lemah dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
d.  Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
e.  Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

E.  Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran Matematika di SD
Sebagai salah satu contoh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika,berikut akan disajikan penerapan secara umum dan gambaran kegiatan pembelajaran dalam kelas khususnya pada materi ciri-ciri dan rumus luas bangun datar.
Pada tahap pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya, guru membagi materi ciri-ciri dan rumus luas bangun datar menjadi 6 sub bahasan yaitu :
1.    Ciri-ciri & rumus luas persegi
2.    Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang
3.    Ciri-ciri & rumus luas segitiga
4.    Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat
5.    Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki
6.    Ciri-ciri & rumus luas lingkaran
Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4-6 orang siswa, yang masing-masing dan anggota kelompok itu diberikan tugas berbeda satu sama lain.
Dalam hal ini setiap anggota kelompok ditugasi untuk mempelajari ciri-ciri dan rumus luas bangu datar dan dibagi menjadi 6 subkonsep beserta dengan soalnya. Berdasarkan klasifikasi ciri-ciri dan rumus luas bangun datar tersebut, akan di dapatkan 6 ahli dengan pembagian tugas sebagai berikut :
1.    Ciri-ciri & rumus luas persegi (ahli I)
2.    Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang (ahli II)
3.    Ciri-ciri & rumus luas segitiga : sama sisi, sama kaki, siku-siku (ahli III)
4.    Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat (ahli IV)
5.    Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki (ahli V)
6.    Ciri-ciri & rumus luas lingkaran (ahli VI)
Berikut ini adalah contoh penerapan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw : ciri-ciri & rumus luas persegi ?
Jawab :
Ciri-ciri persegi
              
1. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
2. Mempunyai 4 sudut

Rumus luas persegi :  L = sisi x sisi



Contoh soal :
Ayah mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 150m. Berapakah luas sebidang tanah ayah tersebut?
Diket               : s = 150m
Ditanya            : Luas sebidang tanah berbentuk persegi ?
Jawab              :          L          = sisi x sisi
 = 150m x 150m
 = 22.500 m
 = 2.250.000 cm2
Jadi, luas sebidang tanah milik ayah yaitu 2.250.000 cm2




DAFTAR REFERENSI
Lie,Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Syah,Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.
Djamarah,Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala,Syaiful. 2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Silberman,Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.