A. Definisi Pembelajaran Tipe Jigsaw
Pengetian pembelajaran secara umum
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikan rupa sehingga tingkah
laku siswa menjadi kearah yang lebih baik. Metode pembelajaran kooperatif tipe
jigasaw adalah pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok dan bertanggung
jawab atas penguasaan materi belajar yang ditugaskan kepadanya lalu mengajarkan
bagian tersebut kepada anggota kelompok lain.
Jigsaw
pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman
di Universitas Texas, kemudian diadaptasikan oleh Slavin dan temen-teman di
Universitas John Hopkins.
Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas
penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada
anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997 dalam http://matamatika-ipa.com).
Model
pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya. Jadi siswalah yang memiliki
tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran bukan gurunya.
Teknik ini dapat
digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara.
Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman
siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi
lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam
suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi
dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
B. Ciri-ciri pembelajaran tipe Jigsaw
Jigsaw didesain
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang
diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling
tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan” (Lie, A.,
1994).
Model Pembelajaran tipe Jigsaw dideskripsikan
sebagai strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan dalam
kelompok-kelompok yang disebut “kelompok asal”. Kelompok asal
yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan
latar belakang keluarga yang beragam. Kemudian
siswa juga menyusun “kelompok ahli” yang terdiri dari perwakilan “kelompok
asal” untuk belajar dan/atau memecahkan masalah yang spesifik. Setelah
“kelompok ahli” selesai melaksanakan tugas maka anggota “kelompok ahli” kembali
ke kelompok asal untuk menerangkan hasil pekerjaan mereka di “kelompok ahli”
tadi.
Disini,
peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar
mudah untuk memahami materi yang diberikan. Kunci tipe Jigsaw ini adalah
interdependence setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi
yang diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggunga jawab dan kerja
sama yang positif dan saling ketergantungan untuk mendapatkan informasi dan
memecahkan masalah yang diberikan.
Pembelajaran
kooperatif dengan model Jigsaw mempunyai ciri sebagai berikut:
- Siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
- Bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
- Terdapat kelompok asal dan kelompok ahli yang saling bekerjasama.
- Jika dalam kelas, terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar tiap kelompok pun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda.
- Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
- Materi akademik disajikan dalam bentuk teks dan setiap siswa bertanggungjawab atas penugasan bagian materi belajar dan mampu mengajarkannya kepada anggota tim lain.
- Ketrampilan bekerja dan belajar secara kooperatif dipelajari langsung di kegiatan pada kedua jenis kelompok.
- Pembelajaran matematika yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah jigsaw akan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika dan menumbuhkan sikap yang positif terhadap matematika sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran kooperatif jigsaw dapat diterapkan oleh guru untuk meningkatkan
minat belajar siswa, karena dalam pembelajaran kooperatif jigsaw siswa belajar
bersama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Model pembelajaran ini
dapat mengembangkan potensi siwa secara oiptimal karena siswa mempunyai
tanggungjawab penuh terhadap tugas yang diberikan oleh guru.
C. Langka-langka dalam penerapan
teknik Jigsaw
Pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya, karena
setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian, dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
I. Tahap Pendahuluan
1. Review, apersepsi, motivasi
2. Menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran
yang dipakai dan menjelaskan manfaatnya.
3. Pembentukan kelompok.
4. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan kemampuan
siswa yang heterogen.
5.
Pembagian
materi/soal pada setiap anggota kelompok.
II. Tahap Penguasaan
1. Siswa dengan materi/soal yang sama bergabung dalam
kelompok ahli dan berusaha menguassai materi sesuai dengan soal yang diterima.
2. Guru memberikan bantuan sepenuhnya.
III. Tahap Penularan
1. Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya.
2. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan denga sungguh-sungguh.
3. Apabila tugas telah selesai dikerjakan
dalam kelompok ahli masing-masing siswa kembali ke kelompok asal dan
menjelaskan hasil dari wacana / tugas yang telah dipahami kepada seluruh
anggota kelompok asal.
4. Beri kesempatan secara bergiliran
masing-masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas di kelompok asal.
5. Bila
kelompok sudah menyelesaikan tugasnya secara keseluruhan, masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya dan guru memberikan klarifilkasi.
IV. Penutup
Menurut Slavin (dalam Syarifuddin, 2009) mengemukakan bahwa Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsa wsebagai
berikut :
1.Membaca : murid
memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan
informasi.
2. Diskusi kelompok
ahli : murid dengan topik-topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan
topik tersebut.
3.Diskusi kelompok
: ahli kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan topik pada kelompoknya.
4. Kuis: murid
memperoleh kuis individu yang mencakup semua topik.
5. Penghargaan
kelompok : penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
D. Kelebihan dan Kekurangan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
1. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah
sebagai berikut:
a. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam kelompok
b. Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan
masalah
c. Menerapkan bimbingan sesama teman
d. Rasa harga diri siswa yang lebih tinggi
e. Memperbaiki kehadiran
f. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar
g. Sikap apatis berkurang
h. Pemahaman materi lebih mendalam
i. Meningkatkan motivasi belajar
j. Dalam proses belajar mengajar siswa saling
ketergantungan positif
k. Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam
kelompok
l. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan kelompok lain
m. Setiap siswa saling mengisi satu sama lain.
2. Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
adalah sebagai berikut.
a. Keadaan kondisi
kelas yang ramai,sehingga membuat siswa binggung dan pembelajran kooperatif
tipe jigsaw merupakan pembelajaran baru;
b. Jika guru tidak
meningkatkan agar siswa selalu menggunakan ketrampilan-ketrampilan kooperatif
dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan macet
c. Siswa lemah
dimungkinkan menggantungkan pada siswa yang pandai
d. Jika jumlah
anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah,misal jika ada anggota yang
hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif dalam diskusi
e. Membutuhkan
waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum terkondiki dengan
baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat juga menimbulkan gaduh
serta butuh waktu dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
E. Penerapan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dalam pembelajaran Matematika di SD
Sebagai salah satu contoh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran matematika,berikut akan
disajikan penerapan secara umum dan gambaran kegiatan pembelajaran dalam kelas
khususnya pada materi ciri-ciri dan rumus luas bangun datar.
Pada tahap pertama, guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Selanjutnya, guru membagi materi ciri-ciri dan
rumus luas bangun datar menjadi 6 sub bahasan yaitu :
1. Ciri-ciri & rumus luas persegi
2. Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang
3. Ciri-ciri & rumus luas segitiga
4. Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat
5. Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki
6. Ciri-ciri & rumus luas lingkaran
Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
beranggotakan 4-6 orang siswa, yang masing-masing dan anggota kelompok itu
diberikan tugas berbeda satu sama lain.
Dalam hal ini setiap anggota kelompok ditugasi
untuk mempelajari ciri-ciri dan rumus luas bangu datar dan dibagi menjadi 6
subkonsep beserta dengan soalnya. Berdasarkan klasifikasi ciri-ciri dan rumus
luas bangun datar tersebut, akan di dapatkan 6 ahli dengan pembagian tugas
sebagai berikut :
1. Ciri-ciri & rumus luas persegi (ahli I)
2. Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang (ahli
II)
3. Ciri-ciri & rumus luas segitiga : sama sisi,
sama kaki, siku-siku (ahli III)
4. Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat (ahli IV)
5. Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki
(ahli V)
6. Ciri-ciri & rumus luas lingkaran (ahli VI)
Berikut ini adalah contoh penerapan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw : ciri-ciri & rumus luas
persegi ?
Jawab :
Ciri-ciri
persegi
1. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang
2. Mempunyai 4 sudut
Rumus
luas persegi : L = sisi x sisi
Contoh
soal :
Ayah
mempunyai sebidang
tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 150m. Berapakah luas sebidang tanah ayah tersebut?
Diket :
s = 150m
Ditanya : Luas sebidang tanah berbentuk persegi ?
Jawab
: L = sisi x sisi
= 150m x 150m
= 22.500 m
= 2.250.000 cm2
Jadi, luas sebidang tanah milik ayah yaitu 2.250.000 cm2
DAFTAR REFERENSI
Lie,Anita.
2007. Cooperative Learning. Jakarta:
Grasindo.
Syah,Muhibbin.
1995. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.
Djamarah,Syaiful
Bahri dan Aswan Zain. 1995. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala,Syaiful.
2006. Konsep Dan Makna Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Silberman,Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif. Jakarta: PT Indeks.